Childfree atau Tidak Sebuah Kebebasan Perempuan yang Selalu Diperdebatkan

Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/two-businessman-finger-have-argument-isolated-white_1007931.htm#query=debat&position=0&from_view=search&track=sph

Baru-baru ini istilah Childfree ramai diperbincangkan bahkan sampai trending di Twitter karena sebuah komentar influencer Instagram terkait dirinya yang awet muda akibat tidak punya anak sehingga tidak stress. Namun, kita tidak akan banyak masuk terkait kontroversi sang influencer tersebut lebih jauh, kita akan melihat fenomena ini dari sudut pandang lain.

Seperti halnya ketika perempuan tidak diberikan hak untuk mengenyam pendidikan tinggi, tidak diberikan hak menjadi pemimpin sehingga muncul berbagai macam pertentangan yang dilakukan oleh berbagai kelompok. Banyak yang beralasan perempuan sudah dikodratkan hanya berada di rumah mengurus anak, mengurus suami, memasak dan mengandung anak selain dari itu bukan kodratnya dan menjadi seorang pemimpin yang dikodratkan hanya untuk laki-laki.

Namun seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya jaman kini perempuan dapat merasakan berbagai pendidikan, bahkan bebas memilih untuk sekolah dimana saja, dapat menjadi pemimpin di sebuah organisasi atau lembaga lainnya. Hal tersebut berkat perjuangan perempuan pada zaman dahulu, baik yang namanya tertulis dalam sejarah atau mereka yang tidak tertulis mereka tetap merupakan pejuang sejati. Perbandingan yang disebutkan mungkin tidak sepenuhnya sesuai namun memiliki banyak kemiripan, selain budaya dan narasi agama yang selalu saja dilemparkan kepada perempuan, sama hal dengan isu Childfree.

Membaca sebuah tulisan yang mungkin memiliki kemiripan dengan fenomena yang terjadi saat ini, hal ini dialami oleh ilmuwan Arkeologi dan Perjanjian Lama (dalam kitab agama Kristen). Berdasarkan Perjanjian Lama, bahwa umat manusia tidak hanya memiliki asal dari tuhan tetapi sejarah umat manusia dimulai kurang dari 5.000 tahun yang lalu. Namun fosil yang ditemukan oleh para Arkeolog menunjukkan bahwa kehidupan manusia telah ditemukan ribuan tahun lalu (lebih dari 5.000 tahun) (Mitos Inferiorotas Perempuan. 2019). Tentu saja hal tersebut mendapat cemoohan dan hujatan bahkan penulis sempat merasakan fenomena penolakan Teori Darwin tentang manusia purba di sekolah, karena di dalam Islam atau agama Samawi lainnya manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. Namun kini, teori tersebut menjadi rujukan dasar dalam sejarah umat manusia bahkan literatur islam terkait penciptaan bumi bisa sesuai dengan ilmuan dan ayat Al-Quran hal tersebut tertulis di banyak buku.

Istilah Childfree bisa dikatakan sebuah keputusan untuk tidak mempunyai anak jika sudah menikah tentu saja berdasarkan kesepakatan bersama yaitu antara suami dan istri. Namun apakah Childfree itu merupakan rahasia awet muda? Apakah Childfree merupakan tanda kebahagiaan? atau Apakah Childfree diperbolehkan oleh Islam? Jawabannya masih diperdebatkan dan akan terus diperdebatkan menurut ego masing-masing.  Namun, ketika ada yang memutuskan Childfree atau tidak yang bisa dilakukan adalah menghargai keputusannya dan tidak perlu diperdebatkan.

Jaman sudah berubah, budaya, teknologi juga terus mengalami perubahan serta cara berpikir manusia juga demikian. Ada banyak pertimbangan ketika seseorang memilih untuk tidak memiliki anak, baik itu karena masalah ekonomi, mental, pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya. Kita tidak akan tahu 50 tahun kedepan apakah fenomena Childfree masih diterima atau tidak, namun ketika kita memaksakan pilihan kita kepada orang lain yang tidak sejalan merupakan tanda keragu-raguan atas keputusan yang diambil.

Jangan sampai perbedaan pendapat tentang Childfree atau tidak, perempuan tidak saling mendukung atas pilihannya masing-masing. Dan jangan pula ini menjadi perpecahan antar perempuan dan saling mencemooh satu sama lain. Tidak ada pendapat salah satu baik dan yang lainnya tidak, tapi setiap pendapat, tindakan dan pilihan yang dipilih pasti memiliki konsekuensinya baik atau buruk, keduanya memiliki tantangan tersendiri untuk dihadapi. Maka dari itu tidak perlu diperdebatkan karena jalan yang manapun yang dipilih diri sendirilah yang akan berjuang dan merasakannya bukan orang lain, mari saling mendukung satu sama lain.

Referensi

Mitosis Reed. (2019). Inferioritas Perempuan. Penerbit Independen. Hal 6

Eva Fadhilah. Childfree Dalam Perspektif Islam. (2021). Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

https://journal.uii.ac.id/JSYH/article/view/21959 pada (9 Feb 2023).

Penulis: Asti Sundari

Editor: Desy Putri R.

Tags:

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *