Fenomena Glass Ceiling Dalam Kiprah Karir Kepemimpinan Perempuan.

Fenomena glass ceiling telah menjadi hambatan bagi perempuan dalam berkarir dan telah menjadi sebuah fenomena krusial bagi kiprah karir perempuan terutama perempuan yang memiliki jabatan tinggi dalam berkarir. 

Apa Itu Glass Ceiling ?

Campuspedia.id

Fenomena ini menjadi perhatian bagi perempuan-perempuan yang berkarir karena melibatkan gender sebagai sebuah isu yang panjang sampai saat ini. Istilah glass ceiling memiliki arti plafon kaca yang memiliki makna kiasan dari ekspresi metafora yang menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh perempuan dan kaum minoritas saat ingin mencoba mengambil peran tinggi dalam perusahaan maupun pekerjaannya. 

Efek Dari Glass Ceiling ?

Istilah glass ceiling sendiri, membuat perempuan dan kaum minoritas kesulitan untuk mendapatkan posisi tertinggi dalam pekerjaannya terutama di dalam perusahaan. 

Lazimnya, bagi perempuan yang mengalami fenomena glass ceiling biasanya mendapatkan penolakan atas kehadiran dirinya yang mendapatkan posisi sebagai pemimpin. Fenomena ini telah menjadi perhatian bagi seluruh pekerja khususnya perempuan karena menciptakan diskriminasi gender dalam pekerjaan.

Ada beberapa efek yang kemungkinan akan dialami ataupun dirasakan perempuan jika mengalami fenomena glass ceiling sebagaimana dilansir dari Healthline diantaranya :

  1. Stress

Glass ceiling dapat memberikan dampak secara langsung dengan peningkatan stres pada karyawan perempuan. Salah satu yang  paling berdampak akibat stres ini bagi perempuan adalah penurunan produktivitas kerja, dan jika terus berlanjut akan dapat menyebabkan mental illnes, susah tidur, mudah  sakit dan cepat marah (emosional).

  1. Pesimis Pada Diri Sendiri

Akibat tidak mendapatkan kepercayaan dari perusahaan dan rekan kerja dalam karir kepemimpinan di perusahaan, tidak dipungkiri dapat menyebabkan kehilangan kepercayan diri dan rasa pesimis serta ragu bahwa dirinya mampu memiliki posisi tinggi dan mendapatkan promosi jabatan.

  1. Memiliki Gangguan Mood

Perempuan cenderung memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibanding laki-laki sehingga jika perempuan mengalami stres akan memicu gangguan mood berlebih, akibatnya mood mereka akan mengalami kondisi  yang tidak stabil dalam jangka waktu lama.

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *