Inspiration Porn, Objektifikasi Kelompok Disabilitas

Sumber: Google

Menganggap orang lain sebagai sosok yang inspiratif merupakan hal yang wajar dilakukan oleh setiap orang. Salah satu sosok yang biasa dipandang inspiratif oleh masyarakat adalah kelompok disabilitas. Kisah-kisah penyandang disabilitas biasa mendapatkan respons sedih dan haru lantaran mereka dapat mencapai titik terhebat meskipun memiliki keterbatasan fisik. Fenomena ini disebut dengan Inspiration Porn. 

Inspiration Porn merupakan sebuha istilah yang diperkenalkan oleh komedian Stella Young pada tahun 2017. Istilah tersebut merujuk pada definisi yang menganggap bahwa kondisi kelompok disabilitas merupakan inspirasi bagi non-disabilitas (Kuba, 2021).  Bagi kelompok disabitas, pujian yang dilontarkan oleh kelompok non-disabilitas seolah-olah ditujukan untuk menegaskan kekurangan mereka sebagai sebuah sesuatu yang positif. Dalam hal ini, kelompok disabilitas diposisikan seperti objek pemuas batin bagi kelompok non-disabilitas (Indonesia, 2021).

Inspiration Porn menjadi topik yang hangat dibincangkan di media sosial. Hal ini dikarenakan topik tersebut dianggap sebagai afirmasi positif yang diberikan oleh media terhadap kelompok disabilitas. Namun, ketika kelompok disabilitas terjebak dalam arus “afirmasi” yang digaungkan dalam bentuk Inspiration Porn, posisi kelompok disabilitas akan semakin rentan akan judgement dari kelompok non disabilitas. Seolah seperti pornografi sungguhan, kelompok disabilitas dipaksa untuk mencapai standar yang tidak realistis yang ditetapkan oleh kelompok non-disabilitas kepada mereka. (Hodges, et. al, 2014).

Misalnya, dalam sebuah video yang diunggah di YouTube berjudul Disabled Guy Fulfills His Dream to Ride Inside a Lamborghini, memperlihatkan seorang pemuda yang mengalami lumpuh otak mengendarai Lamborghini bersama seorang pria. Pemuda disabilitas tersebut terlihat bahagia, sedangkan pria yang menyetir Lamborghini tersebut menangis. Di akhir video, pengunggah video menautkan pesan, “Hopefully, this 39-second video will help you to realize the blessings in your life.” yang berarti “Semoga video berdurasi 39 detik ini dapat membantumu menyadari nikmat dalam hidupmu”. (Kingston, 2021)

Padahal, pemuda disabilitas tersebut melakukan aktivitas yang normal, mengendarai Lamborghini dan merasa senang merupakan respons yang wajar diperlihatkan oleh seseorang yang mengendarai kendaraan mahal. Aktivitas tersebut menunjukkan rasa kasihan terhadap kesenangan seseorang yang tidak perlu dijadikan headline dalam sebuah video atau pemberitaan. Apabila yang mengendarai Lamborghini tersebut adalah orang non-disabilitas, pastinya respon yang didapatkan juga akan berbeda.

Contoh fenomena di atas memperlihatkan adanya dampak buruk yang dialami oleh kelompok disabilitas akibat Inspiration Porn. Adanya dikotomi yang bersifat diskriminatif memisahkan kelompok disabilitas dan non-disabilitas dengan penyebutan “normal” dan “tidak normal”. Kegiatan yang sebenarnya terlihat biasa saja jika dilakukan oleh kelompok non-diabilitas, dianggap spesial. Hal tersebut berpotensi menegaskan kelemahan kelompok disabilitas yang berujung pada terhambatnya proses inklusivitas pada masyarakat.

Selain itu, dikotomi tersebut berisiko menempatkan kelompok disabilitas menjadi “liyan” yang dianggap beban bagi kelompok non disabilitas. Kekurangan kelompok disabilitas dalam pandangan Inspiration Porn berpotensi menempatkan kelompok disabilitas sebagai individu yang bukan manusia seutuhnya. Pandangan seperti ini berpotensi menyebabkan bias yang menganggap bahwa prestasi maupun keberhasilan yang didapatkan kelompok disabilitas tidak diakui secara penuh, melainkan fokus pada kekurangannya saja. Misalnya, seorang penyanyi disabilitas yang prestatif akan disorot kebutaannya, dan minim media yang menyorot secara total prestasinya.

Menciptakan masyarakat yang inklusif merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu lama. Saat ini, inklusivitas telah terbangun secara sistemik dari sisi infrastruktur. Inspiration Porn yang merupakan masalah kolektif yang menyangkut tentang kesadaran dan dapat diminimalisir dengan tidak menggunakan istilah yang diskriminatif yang berpotensi membentuk stigma dan stereotip tentang disabilitas serta turut menjadi aktor yang terus menyuarakan isu-isu disabilitas.

Referensi :

Indonesia, G. N. (2021, Oktober 31). Inspiration Porn, ‘Pedang Bermata Dua’ Jadikan Disabilitas Sumber Inspirasi. Retrieved from goodnewsfromindonesia.com: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/10/31/inspiration-porn-pedang-bermata-dua-jadikan-disabilitas-sumber-inspirasi

Jackson, D., Hodges, C. E. M., Molesworth, M., & Scullion, R. (2014). Reframing Disability? Media, (Dis)Empowerment, and Voice in the 2012 Paralympics. London: Routledge.

Kingston, K. (2021, September 15). 4 Examples of Inspiration Porn. Retrieved from https://www.thinkinclusive.us/: https://www.thinkinclusive.us/post/4-examples-of-inspiration-porn

Kuba, Q. S. (2021). Relasi Agen Dan Struktur dalam Konstruksi Isu Disabilitas di Media Online. Jurnal Studi Jurnalistik, 22-34.

Penulis : Aulia Izzah A.

Editor : Desy Putri R.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *