Journaling: Teman di Kala Pusing

Sumber Gambar: Shutterstock

‘Dear Diary…Hari ini aku makan nasi kucing…tapi dimakan kucing.’

‘Aduh sebel banget hari ini kerjaan numpuk. Tapi ditraktir atasan sih hehe..’

Kalau kamu masuk generasi yang suka berbagi cerita di buku diari dengan gembok di samping, pasti kamu nggak asing dengan journaling. Pada dasarnya, journaling sama saja dengan curhat di buku diari bergembok. Bedanya, selain untuk mencurahkan isi hati, journaling bisa membantu kamu ‘memantau’ banyak hal, seperti daftar kegiatan, jurnal emosi, jurnal kebiasaan atau habit, dan lainnya. Banyak figur terkenal yang menggunakan journaling dalam kesehariannya, salah satunya Anne Frank. Dia adalah seorang gadis Yahudi berkebangsaan Jerman yang menuliskan perjalanannya ketika bersembunyi dari incaran Nazi dalam buku diari. Diari tersebut kemudian diabadikan dalam sebuah buku berjudul The Diary of a Young Girl. Menurut ayah Anne Frank, Otto, Anne tidak menulis setiap hari. Dia menulis ketika sedang kesal atau menghadapi masalah. Anne menulis dalam diarinya sebagai bentuk terapi. Agar kalut pikirannya tidak ia lampiaskan ke orang lain. Pengalaman Anne Frank sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cambridge. Penelitian tersebut menunjukan journaling dapat membantu individu meningkatkan kesehatan mentalnya saat maupun setelah mengalami kejadian traumatis. Selain itu, apalagi keuntungan dari journaling?

Agenda Bersih-bersih Pikiran dari Keruwetan

Apa kamu pernah merasa campur aduk, tidak yakin dengan apa yang kamu inginkan atau rasakan? Meluangkan beberapa menit untuk menuliskan pikiran dan emosi akan dengan cepat melegakan pikiran. Beban yang dipikul akan tertulis dalam kertas dan semuanya menjadi jelas. Apa yang menjadi penghambat dan kamu dapat menemukan solusi yang tepat.

Lebih Mengenal Diri

Dengan menulis secara rutin, kamu akan mengetahui apa yang membuat kamu merasa bahagia dan percaya diri. Kamu juga akan tahu tentang situasi dan orang-orang yang toxic bagimu. Informasi ini penting untuk kesehatan mentalmu.

Mengurangi Stres

Menulis tentang kemarahan, kesedihan, dan emosi menyakitkan lainnya membantu melepaskan intensitas yang dirasakan. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih tenang dan lebih mampu untuk tetap berada di masa sekarang.

Efektif dalam Menyelesaikan Masalah

Biasanya kita memecahkan masalah dari otak kiri yang berisi perspektif analitis. Namun terkadang jawabannya hanya dapat ditemukan dengan melibatkan kreativitas dan intuisi otak kanan. Dengan menulis, kamu dapat membuka kemampuan ini dan memberikan kesempatan untuk solusi tak terduga bagi masalah yang tampaknya tak terpecahkan.

Menyelesaikan Perselisihan dengan Orang Lain

Menulis tentang kesalahpahaman alih-alih meratapinya akan membantumu memahami sudut pandang orang lain. Selain itu, kamu mungkin akan menemukan resolusi yang masuk akal untuk konflik tersebut.

Dari manfaat journaling yang ada, apa yang membuatmu makin penasaran?

Mulai Satu Kalimat Perhari

Journaling dapat terlihat sebagai pekerjaan berat jika kita langsung memberikan target besar. Memulainya dengan satu kalimat perhari dapat meringankan beban tersebut. Hari ini cukup menulis, ‘Aku sedang kesal karena ulangan remed.’. Mungkin besok kamu bisa menulis, ‘Hari ini aku remedial. Hasilnya mepet-mepetlah sama KKM. Tapi aku bangga sama diri sendiri karena sudah mencoba.’. Besoknya lagi kamu bisa menuliskan satu paragraf bahkan satu halaman. Memulai dari hal kecil seperti satu kalimat perhari dapat membantu kamu konsisten dalam journaling.

Buat Journaling Jadi Rutinitas Pagi dan Malam

Kunci konsisten dalam journaling adalah memasukkannya dalam rutinitas. Journaling di pagi hari untuk menulis apa yang kamu rasakan pagi itu, apa harapan kamu untuk sepanjang hari, dapat membuat kamu tidak sabar untuk menceritakannya lagi di malam hari.

Pantau Sesuatu di Jurnal

Boleh saja kalau kamu mau menggunakan journaling sebagai wadah bercerita. Tapi, journaling juga bisa kamu manfaatkan sebagai alat pemantau atau tracker. Kamu dapat memantau kebiasaanmu seperti berapa liter air mineral yang kamu minum dalam sehari, apakah kamu sudah berolahraga pagi. Atau memantau emosi. Kamu dapat menuliskan emosi yang kamu rasakan pada hari itu. Lalu di akhir minggu atau bulan, kamu dapat membacanya lagi untuk melihat perubahan emosi yang kamu rasakan. Hal ini juga dapat membantumu menghindari burnout.

Masukkan Kalimat Motivasi

Tidak perlu kalimat yang spektakuler dan bombastis. Terkadang menuliskan ‘Kamu bisa’ atau ‘Satu langkah lebih baik dari diam di tempat’ juga dapat membantu kamu menjalani hari. Anggaplah kalimat motivasi yang kamu masukkan adalah kamu di masa sekarang menyemangati kamu di masa depan.

Idea Dump dengan Journaling

Bisa juga kamu menuliskan ide-ide yang akan berguna nanti. Kamu bisa memasukkan ide untuk tulisan selanjutnya, resep yang ingin kamu coba, atau hadiah ulang tahun untuk teman.

Gimana? Makin mau untuk mencoba journaling? Jangan ragu untuk mencoba. Sesuai perkataan Anne Frank, “Kertas adalah teman yang paling penyabar”. Ia akan menemanimu di hari baik maupun buruk.

Penulis: Nikita Rosa Damayanti Waluyo

REFERENSI

“Journaling for Mental Health”. (n.d). https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentID=4552&ContentTypeID=1

Purcell, M. (2016, 17 Maret). “The Health Benefits of Journaling”. https://psychcentral.com/lib/the-health-benefits-of-journaling#1

“The Art of Journaling: How To Start Journaling, Benefits of Journaling, and More”. (n.d). https://dailystoic.com/journaling/

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *