Kehebatan Perempuan : Berkarir Sekaligus Menjadi Ibu Rumah Tangga!

Seperti yang kita tahu bahwa fenomena perempuan bekerja di ranah publik sering disebut dengan perempuan karir. Di era Generasi Z seperti sekarang, eksistensi perempuan karir sudah tidak perlu diragukan lagi karena mayoritas orang yang lahir di era Generasi Z ini dikenal dengan generasi yang ambisius, mahir tentang digital dan percaya diri. Namun, tahukah kalian bahwa faktanya nilai-nilai dalam masyarakat patriarki masih menganggap bahwa tugas utama seorang perempuan adalah di ranah domestik saja seperti memasak, mencuci, mengurus anak, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, jika ada perempuan karir yang sukses di ranah publik, banyak masyarakat yang akan bertanya: Bagaimana dengan keluarganya?. Padahal jika disadari secara mendalam, sesungguhnya pemahaman tentang tugas utama seorang perempuan yang ditempatkan hanya di ranah domestik merupakan pemahaman yang didasarkan pada konstruksi atau pola pikir masyarakat. Selanjutnya, konstruksi atau pola pikir masyarakat terkait tugas dan peran seorang perempuan tersebut dikenal dengan istilah Gender. Gender dikonsepsikan para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang tidak bersifat bawaan (kodrat) sebagai ciptaan Tuhan YME, dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan dalam keluarga sejak dini.

Singkatnya, Gender adalah pembedaan antara perempuan dan laki-laki dalam peran, fungsi, hak dan perilaku tanggung jawab yang dibentuk oleh ketentuan sosial dan budaya masyarakat setempat. Nah, hal ini tentunya sangat berbeda dengan definisi dari Sex karena Sex dipahami sebagai kodrat terkait dengan apa yang sudah ditetapkan Tuhan sejak lahir (seperti kodrat seorang perempuan adalah memiliki rahim dan payudara).

Berdasarkan penjelasan tentang istilah Gender tersebut, maka sebenarnya dapat dipahami mengapa urusan rumah tangga selalu dikaitkan dengan perempuan saja. Bahkan, perempuan yang memutuskan untuk bekerja di ranah publik akhirnya harus mengemban peran ganda, yaitu sebagai seorang pekerja sekaligus sebagai seorang istri dan ibu.

Peran ganda yang dimiliki oleh perempuan karir pada dasarnya dapat berdampak secara negatif maupun positif, jika peran tersebut ternyata tidak mampu untuk memberikan stabilitas bagi keluarga atau masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa peran ganda tersebut adalah tidak berhasil. Sementara jika peran ganda tersebut justru menyumbang stabilitas keluarga atau masyarakat, maka hal itu dinilai fungsional atau berhasil. Tentunya, untuk dapat mempertahankan kedua peran tersebut bukanlah sesuatu yang mudah bagi perempuan karena mereka selalu dituntut untuk perfect dalam menjalankan masing-masing perannya. Ketika berada di lingkungan kerja, mereka dituntut untuk menjadi pekerja yang baik dan begitu pula ketika di lingkungan rumah.

Fakta tersebut seharusnya dapat meningkatkan kekaguman kita pada eksistensi perempuan dengan peran ganda, seperti salah satu tokoh perempuan inspiratif berikut ini:

Jika dilihat dari beberapa sumber yang ada di laman internet seperti ekon.go.id dan magdalene.co, Sri Mulyani dikategorikan sebagai tokoh inspiratif perempuan Indonesia. Beliau dikenal sebagai perempuan sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Lebih jauh lagi, Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 pada Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Beliau juga terpilih sebagai perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan perempuan paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Selain kesuksesannya dalam dunia karir, Sri Mulyani juga berhasil dalam melaksanakan perannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. Hal ini dapat diketahui dari beberapa unggahan Beliau yang dibagikan melalui Instagram. Melalui akun media sosial-nya, Sri Mulyani membagikan momen bersama anak pertamanya yang bernama Dewinta Illina. Terlihat diunggahannya, foto kebersamaan bersama Tonny, suaminya serta Dewinta, anak sulungnya saat masih kecil. Lebih jauh lagi, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan perjalanan hidup yang luar biasa karena seiring berjalannya waktu, Sri Mulyani merasa Dewinta tumbuh menjadi lebih baik. Hal tersebut senada dengan cuitannya dalam caption Instagram yang bertuliskan “Happy birthday to my sweet little girl, you are always loved”.

Nah, melalui kisah hidup Sri Mulyani tersebut dapat ditarik pemahaman bahwasanya peran ganda tidak menjadikan halangan bagi seorang perempuan untuk dapat terus maju dan sukses. Bahkan, Sri Mulyani juga pernah menyampaikan beberapa tips and trick terkait bagaimana harus menyeimbangkan peran sebagai pekerja dan sebagai istri sekaligus ibu, yuk kita simak!

Pertama, adalah adanya role model atau teladan dari keluarga. Menurut Sri Mulyani, di keluarga sosok ayah dan ibunya yang merupakan dosen, sangat mampu memberikan inspirasi dan teladan.

Kedua adalah perlu adanya dukungan dan motivasi dari keluarga. Selain orang tua yang selalu mendukung untuk selalu mencapai yang terbaik, dukungan suami dan anak-anak, kata Sri Mulyani menjadi sangat penting.

Ketiga, menurut Sri Mulyani adalah selalu memberikan yang terbaik dalam bekerja. Menurut Beliau, menghabiskan sebagian besar waktu kita 8-10 jam di tempat bekerja pasti akan memberikan rasa bersalah bagi seorang perempuan yang juga seorang ibu dan istri.

Keempat, sebagai perempuan yang bekerja, Sri Mulyani menekankan agar harus saling memberikan semangat dan motivasi kepada sesama perempuan pekerja. Sebab, menurut Beliau, perjalanan karir seorang perempuan tidak mudah, maka diperlukan pemberdayaan dan penguatan agar dapat saling mendukung.

Penulis : Rahajeng Galuh I.K.

Referensi :

Tags:

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *