Konsep SOGIESC Ingatkan Kita bahwa Identitas Gender itu Beragam

Ilustrasi : Canva.com

Beberapa waktu yang lalu, media sosial Indonesia tengah ramai membahas satu video yang memperlihatkan seorang mahasiswa diusir dari forum karena mengaku sebagai non-biner. Kejadian itu diketahui terjadi di salah satu universitas yang ada di daerah Makassar dalam rangka penyambutan mahasiswa baru Fakultas Hukum. Saat ditanya tentang identitas gender oleh dua orang dosennya, mahasiswa berinisial MNA ini mengaku bahwa dirinya bergender netral atau bukan termasuk kelompok berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

Melalui Vice Indonesia, korban mengaku hanya ingin berkata jujur mengenai identitas dirinya dan tidak berniat untuk menciptakan kegaduhan. Setelah diusir oleh salah satu dosen yang diketahui menjabat sebagai wakil dekan fakultas, ia kemudian berjalan keluar bersama panitia dan sempat menangis serta ketakutan.

Peristiwa ini direkam oleh salah satu orang yang berada di dalam forum tersebut dan kemudian mendapat berbagai reaksi di media sosial setelah diunggah pertama kali pada tanggal 19 Agustus 2022. Video dengan durasi 45 detik yang telah ditonton sebanyak 3,7 juta kali di Twitter itu  memancing beberapa aktivis kesetaraan gender untuk mengedukasi pengguna media sosial tentang perbedaan antara jenis kelamin dan gender.

Terkait pengakuan mahasiswa yang mengidentifikasi dirinya sebagai non-biner, kebanyakan orang sering kali menggunakan istilah jenis kelamin dan gender untuk merujuk pada suatu kondisi yang sama. Padahal, jenis kelamin dan gender merupakan dua hal yang berbeda.

Menurut World Health Organization (WHO), seksualitas merupakan sebuah aspek penting dalam kehidupan manusia yang di dalamnya mencakup jenis kelamin, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, dan reproduksi. Meskipun seksualitas mencakup berbagai aspek, setiap orang tidak mengekspresikan keseluruhan aspek tersebut karena adanya interaksi dari faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, hukum, dan agama/spiritual.

Non-biner adalah salah satu identitas gender yang diakui keberadaannya oleh komunitas psikolog internasional. Identitas ini merujuk pada bagaimana seseorang mengidentifikasi dirinya secara personal, apakah ingin disebut laki-laki, perempuan atau gender lainnya, termasuk gender netral.

Non-biner merupakan salah satu bagian dari SOGIESC (Sex Orientation, Gender Identity, Expression, Sex Characteristic), sebuah gagasan yang memberikan kebebasan dasar dalam memahami keberagaman gender dan seksualitas individu. Merespon situasi yang terjadi pada mahasiswa hukum tersebut, pada artikel ini saya akan memperkenalkan apa itu SOGIESC dan bagaimana SOGIESC melindungi individu dari diskriminasi dan stigma negatif.

Konsep SOGIESC hadir sebagai pelengkap pendekatan dari feminisme dan Hak Asasi Manusia yang dapat menjelaskan adanya keberagaman seksualitas dan digunakan sebagai penghapusan adanya ketidaksetaraan yang ditimbulkan oleh patriarki terhadap manusia. Berikut merupakan penjelasan tentang SOGIESC yang disadur dari International Organization for Migration.

Sex Orientation (SO)

Orientasi seksual menggambarkan ketertarikan secara fisik, seksual, dan emosinal antara manusia dengan manusia lainnya. Ada beberapa istilah yang termasuk Sex Orientation, antara lain:

Heteroseksual

Jenis orientasi seksual ini menggambarkan tentang ketertarikan fisik, seksual, dan emosional pada orang yang memiliki jenis kelamin yang berbeda atau berlawanan.

Homoseksual

Homoseksual diartikan sebagai ketertarikan secara fisik, seksual, dan emosional antara manusia yang memiliki jenis kelamin yang sama. Gay adalah sebutan yang merujuk pada laki-laki yang tertarik secara fisik, seksual, dan emosional pada sesama laki-laki dan Lesbian merujuk pada perempuan yang tertarik secara fisik, seksual, dan emosional pada sesama perempuan.

Biseksual

Biseksual adalah orang yang mempunyai ketertarikan secara fisik, seksual, dan emosional terhadap dua jenis kelamin yang berbeda sekaligus. Dengan kata lain, orang yang biseksual adalah orang yang memiliki orientasi heteroseksual dan homoseksual.

Panseksual

Panseksual merupakan istilah yang meliputi ketertarikan secara fisik, seksual, dan emosional pada semua jenis identitas gender tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut.

Aseksual

Aseksual adalah individu yang tertarik pada seseorang secara fisik saja, atau emosi saja, atau seksual saja, atau bahkan tidak memiliki ketertarikan sama sekali kepada individu lainnya.

Gender Identity (GI)

Identitas gender adalah sebuah karakteristik antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk dari budaya dan konstruk sosial yang berkembang di masyarakat sehingga hal ini menyebabkan seseorang akan memiliki identitas gender yang sama atau berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Cisgender adalah sebutan jika identitas gender sama dengan jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir. Namun sebaliknya, jika identitas gender berbeda dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir, maka itu disebut Transgender.

Selain itu, seperti pada kasus diatas. Ada identitas gender yang disebut sebagai non-biner atau sebutan bagi mereka yang tidak ingin mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki, perempuan, maupun transgender.

Di Indonesia sendiri, banyak identitas gender yang populer digunakan, seperti wanita, pria, transpuan, waria, dan lainnya. Yang menarik bahwa Suku Bugis bahkan mengenal identitas gender lain, yaitu calalai, calabai, dan bissu.

Expression (E)

Ekspresi gender digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang mengekspresikan diri yang terlihat sebagai gender. Misalnya, bagaimana seseorang berpakain, berperilaku, dan berbicara atau berinteraksi yang sering diartikan sebagai maskulin, feminin, androgini (tampilan luar maskulin dan feminin sekaligus tergantung suasana hati), dan lain-lain.

Sex characteristics (SC)

Sex characteristics merupakan ciri seseorang yang dilihat dari segi biologis, seperti kromosom, gonand, hormon, alat kelamin, dan perubahan ciri sekunder yang muncul akibat pubertas. Ada dua istilah yang termasuk ke dalam sex characteristic, yaitu intersex dan transeksual. Interseks adalah kondisi dimana seseorang terlahir dengan karakteristik seks yang tidak sesuai dengan definisi tipikal tubuh pria dan wanita. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah genetik. Sementara itu, Transeksual menggambarkan individu yang memutuskan untuk melakukan tindakan medis demi mendapatkan gambaran tubuh yang dibutuhkan.

            Kontruksi sosial yang terbiasa dengan mengkotak-kotakan peran laki-laki dan perempuan menimbulkan kesalahpahaman oleh beberapa orang. Hal tersebut mengakibatkan munculnya istilah penyimpangan berkonotasi diskriminasi terhadap gender minoritas. SOGIESC hadir untuk mengingatkan kita bahwa manusia itu beragam dilihat dari bentuk orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan karakteristik seksual.

            Sebagai sesama manusia, seharusnya kita bisa lebih menghargai antarsesama manusia dan menghormati hak-hak dan pilihan hidup orang lain tanpa paksaan dan diskriminasi. Semoga penjelasan tentang SOGIESC tadi dapat menjadi pemahaman baru bagi siapapun yang belum memahami maupun mengetahuinya.

Referensi

IOM. 2020. Introducing SOGIESC Information into Pre-Departure Orientation Curriculums. Diakses pada 6 Februari 2023, melalui https://www.iom.int/sites/g/files/tmzbdl486/files/documents/SOGIESC-LGBTIQ-Messages-for-Pre-Departure-Orientation-Curriculums.pdf]

Marhaba, M., Paat, C., Zakarias, J. 2021. Jarak Sosial Masyarakat dengan Kelompok Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) Desa Salilama Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Society, 1(1), 1-13.

Mojok.co. 2021.  Kenalan dengan SOGIESC biar Paham bahwa Manusia itu Beragam. Diakses pada 5 Februari 2023, melalui https://mojok.co/terminal/kenalan-dengan-sogiesc-biar-paham-bahwa-manusia-itu-beragam/

Penulis: Ni Putu Diah Melina Tantri

Editor: Desy Putri R


Tags:

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *