Mengenal Apa Itu Sexual Assertiveness

Sumber: https://unsplash.com/s/photos/say-no-to-sex-minor

Sexual Assertiveness, atau dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ketegasan seksual, adalah mengenali tanda bahaya dari perkembangan seksual yang tidak pantas dan kemungkinan mengontrol, hubungan yang kasar, dan merasa diberdayakan serta kemampuan untuk mengatakan tidak. Kenyataannya, banyak dari remaja yang acuh akan fakta ini dan tenggelam dalam kehidupan fatamorgana yang diagung-agungkan. 

Pada fase remaja, mereka cenderung mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan dalih mencari jati diri. Baik kepada hal yang buruk maupun bukan. Kontrol orang tua berperan besar dalam fase ini. Para orang tua harus dapat membaca situasi dan kondisi sang anak agar dapat memahami lebih dalam dan menuntunnya ke arah yang benar. Namun, perlu diingat bahwa bukan hanya orang tua yang berperan besar, melainkan diri pribadi sang remaja pun juga demikian. Apakah mereka peduli dengan masa depan dirinya sendiri? Apakah mereka hanya memperdulikan kesenangan sesaat? 

Bahaya Melakukan Seks Bebas Bagi Remaja

Seks bebas adalah salah satu perilaku menyimpang dari globalisasi dimana sebuah perilaku berhubungan badan dilakukan di luar nikah dan menjadi sebuah kebutuhan sehingga seseorang melakukan aktivitas tersebut dengan banyak orang. Sikap ini sangat membahayakan masa depan remaja. Ditambah banyaknya kasus pelecehan seksual di lingkungan sekitar semakin membuktikan bahwa pentingnya pemahaman sang anak terhadap sexual assertiveness untuk melindungi dirinya.  Adapun bahaya remaja melakukan seks bebas, antara lain:

  1. Hamil di luar nikah

Dampak dari fakta ini merupakan salah satu dampak yang paling disadari oleh para remaja. Namun, juga menjadi dampak yang sering diacuhkan. Cukup banyak remaja yang berlindung pada “kondom”, lalu tetap melanjutkan melakukan kesalahan. Padahal jika mereka peduli dengan fakta ini, mereka akan menemukan dampak lain yang akan ditimbulkan, yaitu judgement masyarakat sekitar yang akan merusak nama baik keluarga. Selain judgement masyarakat sekitar, masa depan perempuan hamil di luar nikah pun terancam. 

Seperti yang telah diketahui, memiliki seorang anak bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kesiapan emosi yang matang serta pemahaman yang cukup untuk membesarkan anak. Terdapat dua faktor yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang sudah ada sejak lahir (genetik-heredokonstitusional). Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor lingkungan sekitar yang mempengaruhi pertumbuhan sejak dalam kandungan hingga perkembangan tubuh anak.

Terdapat sebuah wawasan yang setidaknya wajib diketahui oleh para perempuan sebelum memiliki anak, yaitu Asuh, Asih, dan Asah, atau kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal. 

  • Asah, merupakan kebutuhan fisik-biologis yang meliputi sandang, pangan, dan papan.
  • Asih, merupakan kebutuhan kasih sayang dan emosi yang meliputi rasa aman dan nyaman.
  • Asuh, merupakan kebutuhan stimulasi yang meliputi kemampuan sensorik, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, dan lain-lain.

Seorang ibu juga perlu melakukan pemeriksaan dini terhadap kesehatan anak sebagai upaya pencegahan memburuknya kondisi kesehatan tubuh anak. Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, para remaja perempuan perlu mengetahui dampak-dampak dari kegiatan seks bebas agar dapat menghindari hal buruk yang tidak diinginkan. 

  1. Tertular penyakit

Perilaku seks bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit, diantaranya adalah

  • Klamidia, nyeri pada perut disertai keluarnya cairan hijau lewat penis atau vagina.
  • Sifilis, diawali dengan timbulnya luka kecil di mulut, anus, dan kelamin. Selain itu, berisiko kehilangan penglihatan, pendengaran, ingatan, borok pada kulit, hingga kematian.
  • Gonore, keluarnya nanah disertai rasa nyeri dan gatal saat buang air kecil.
  • Herpes, ditandai dengan gejala demam, muncul luka kecil, dan nyeri otot.
  • Trikomoniasis, ditandai dengan gejala gatal di sekitar vulva. Biasanya menyerang perempuan.
  • Hepatitis B, diawali dengan mual, muntah, diare, demam, sakit, perut, mata menguning, dan urine berwarna keruh.
  • HIV/AIDS, HIV akan menyerang kekebalan tubuh. Apabila tidak segera diobati, HIV bisa berkembang menjadi penyakit mematikan yang dikenal dengan AIDS.
  1. Mempengaruhi kesehatan mental

Selain dapat tertular penyakit, seks bebas dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental, seperti penurunan harga diri akibat merasa dicampakkan, merasa malu, penyesalan yang menghantui, serta meningkatkan risiko depresi. Jika dihiraukan, kemungkinan besar hal ini akan berdampak pada aktivitas sehari-hari.

Sexual Assertiveness Yang Wajib Diketahui Remaja

Ketegasan seksual terdiri dari dua bentuk, yaitu mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan seksual seseorang serta berakar pada kekuasaan. Mereka yang merasa berkuasa cenderung mengambil peran dominan. Hal ini tentu saja merugikan orang disekitarnya jika ia tidak memiliki persetujuan dari orang lain akan suatu hal. Berikut merupakan beberapa ketegasan sosial yang harus diketahui remaja, diantaranya:

  1. Tidak ada orang yang menyentuh atau mencium Anda jika Anda tidak mau.
  2. Tidak berhubungan seks jika Anda tidak mau.
  3. Tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bersifat seksual yang membuat Anda tidak nyaman.

Singkatnya, ketegasan seksual membantu untuk memberikan kebebasan dan kenyamanan bagi seseorang untuk bertindak sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Keyakinan dan kemampuan untuk menindaklanjutinya selalu didasarkan pada bagaimana perasaan seseorang tentang dirinya dan tubuhnya, serta bagaimana membiarkan orang lain berperilaku sehari-hari. 

Referensi:

Anonymous. 2022. Pengaruh Seks Bebas Terhadap Kesehatan Mental. Alodokter. Diakses pada 21 Februari 2023, melalui https://www.alodokter.com/selain-menularkan-penyakit-seks-bebas-berisiko-mengganggu-kesehatan-mental#:~:text=Meningkatkan%20risiko%20depresi,bisa%20muncul%20perasaan%20was%2Dwas.

Patricia & Adams. Sexual Assertiveness and Adolescents’ Sexual Rights. Journal of peer-reviewed research. 2002. 34, 4. 

Tim. 2021. 7 Penyakit yang Disebabkan Seks Bebas. CNN Indonesia. Diakses pada 21 Februari 2023, melalui https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210610155501-255-652756/7-penyakit-yang-disebabkan-seks-bebas

Wijaya, Awi Mulyadi. 2011. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang Yang Optimal. Kesmas Kemkes. Diakses pada 21 Februari 2023, melalui https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/021113-kebutuhan-dasar-anak-untuk-tumbuh-kembang-yang-optimal

Penulis: Siti Fatimah

Editor: Desy Putri R.

Tags:

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *