
Mungkin kalian pernah merasa histeris jika tiba-tiba radio yang kita dengarkan sepanjang perjalanan memutar lagu dari penyanyi yang diidolakan. Mungkin kalian juga mengumpulkan poster-poster idola untuk ditempel di setiap sudut ruangan kamar. Di lain cerita, mungkin kalian juga sering sekali mencari informasi mengenai sang idola melalui internet seolah tidak mau ketinggalan apapun tentang mereka. Hal-hal seperti itu dianggap sudah menjadi hal yang biasa dilakukan ketika seseorang memiliki idola akan tetapi apakah itu normal atau sudah merupakan ciri dari celebrity worship syndrome? Apa itu CWS? Dan sampai mana batasan tindakan memuja idola yang normal dengan CWS merupakan pembahasan artikel ini.
Apa itu celebrity worship syndrome (CWS)? Menurut Mark Griffith, CWS merupakan gangguan mental yang juga dikenal dengan tindakan obsessive-addictive dimana penderitanya merasakan sebuah dorongan untuk menjadi terobsesi pada sosok yang terkenal bahkan sampai pada kehidupan pribadinya secara berlebihan. Artinya jika kalian hanya histeris ketika mendengarkan lagu yang dinyanyikan penyanyi idola atau ketika menonton film yang diperankan oleh aktor yang dikagumi hal itu bukanlah merupakan gejala dari CWS. Lalu bagaimana dengan terobsesi dengan berita atau gosip mengenai seleb yang diidolakan, apakah itu bisa termasuk ke dalam CWS? Iya benar, hal itu bisa membuka kemungkinan bahwa kita mengidap CWS. Apalagi terus mencari tahu tanpa kenal lelah. Hal ini tentu harus dibedakan dengan orang yang hanya menonton gosip sebagai hiburan dan tidak terfokus hanya pada satu selebriti atau public figure saja.
Untuk lebih mengenal celebrity worship syndrome, kita harus memahami bahwa CWS ini memiliki tingkatan keseriusan. Para penderita CWS biasanya menemukan diri mereka cukup normal karena mereka menganggap tindakannya lazim sebagaimana fans pada umumnya. Mungkin saja itu benar, karena sejatinya CWS yang ringan atau tahap awal syndrome akan bertindak seperti penggemar biasa. Namun, pembedanya adalah para penderita CWS mengalami peningkatan level dan menjadi semakin terobsesi dengan idolanya.
Level pertama atau tahap awal dari CWS ini biasa disebut juga sebagai lower level of obsession yang di dalamnya mencakup dua hal: simple obsessional dan entertainment-social. Simple obsessional atau yang disebut juga dengan obsesi yang sederhana ini merupakan gejala CWS yang masih sangat biasa dengan perilaku fans pada umumnya. Pada tahapan ini, biasanya para penggemar melakukan tindakan stalking sampai dia benar-benar merasa mengetahui semua sisi kehidupan dari sang aktris tersebut. Apabila fans biasa akan berhenti sampai pada mencari berita atau gosip mengenai idolanya, maka penderita CWS bisa sampai mencari tau di mana idolanya tinggal atau juga restoran yang menjadi favoritnya. Sedangkan pada entertainment-social biasanya para pengidap CWS ini akan terobsesi dari gambaran yang ditampilkan oleh idolanya di sosial media untuk kemudian mati-matian berusaha mengikutinya. Hal yang biasa diikuti adalah gaya hidup dari aktris yang diidolakan. Dari mulai pola diet, gaya, skincare sampai parfum yang digunakan.
Kemudian selanjutnya tindakan stalking pada simple obsessional bisa saja menjadi berkembang menjadi tingkatan yang lebih lanjut yang disebut dengan love obsessional. Pada tahap lebih lanjut ini biasanya sudah mulai bisa dibedakan dengan jelas antara fans dengan orang yang menderita CWS. Dengan kebiasaan stalking yang sebelumnya pernah terjadi, biasanya itu akan berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang sifatnya imaginative bahwa dia sudah menjalin hubungan cinta dengan sang idola. Hal ini bukan hanya sekedar candaan sebagaimana yang sering kita dengar ada teman yang mengaku bahwa seorang seleb adalah kekasihnya. Ini merupakan sesuatu yang benar-benar mempengaruhi mental penderita CWS hingga dia bisa melakukan perubahan drastis dalam kehidupannya seperti susah jatuh cinta atau dengan sengaja menghindari hubungan dalam dunia nyata karena beranggapan dia sudah memiliki kekasih. Di sisi lain, dia akan menjadi senewen ketika melihat seleb yang diidolakan ternyata sudah memiliki kekasih.
Pada level selanjutnya dari entertainment-social, para penderita CWS akan berada pada tahap intense-personal. Dalam tahapan ini, orang dengan CWS sudah bukan lagi mengikuti lifestyle dari aktris yang diidolakan melainkan dia sudah beranggapan bahwa dia dan idolanya merupakan satu sosok yang sama. Dia akan berusaha benar-benar menjadi satu seperti idolanya, biasanya banyak yang mulai melakukan operasi plastik untuk benar-benar menjadi seperti idolanya. Ini bukan seperti tindakan operasi plastik yang dilakukan untuk memperbaiki bibir agar menjadi seperti Kylie Jenner, misalnya. Akan tetapi melakukan operasi untuk bisa melihat secara menyeluruh seperti Kylie Jenner.
Pada tingkat yang sangat parah perilaku celebrity worship syndrome ini akan menjadi sangat berbahaya. Ada dua kategori yang perlu diperhatikan, yaitu perilaku erotomanic dan borderline-pathological. Erotomanic merupakan tingkatan lebih lanjut setelah love obsessional. Pada tahapan ini stalking masih menjadi perilaku utama dari penderita CWS. Pada tahapan ini penderita CWS akan beranggapan bahwa semua yang disampaikan oleh sang idola merupakan sebuah pesan yang ditujukan untuk dirinya. Hal ini bisa memicu tindakan-tindakan yang tidak diinginkan karena biasanya pada tingkatan ini penderita CWS sudah mulai berani bertindak. Di sisi lain, borderline-pathological merupakan tahapan selanjutnya dari intense-personal sekaligus juga tahapan lanjutan dari erotomanic atau dengan kata lain ini tahapan paling tertinggi dari CWS. Pada saat ini penderita CWS sudah benar-benar nekat dan tidak lagi memperhitungkan akibat dari tindakannya. dia sudah tidak takut lagi bertindak kriminal untuk memuaskan hasrat dari ketertarikannya terhadap sang idola.
Membaca hal ini tentu pertanyaan yang kemudian muncul adalah siapa saja yang berpotensi terkena CWS ini dan bagaimana agar terhindar atau bagaimana cara mengatasinya. Pada dasarnya yang lebih banyak terkena CWS ini merupakan mereka yang memiliki keterampilan sosial yang rendah ditambah lagi dengan rendahnya rasa percaya diri. Sehingga dengan “menempel” pada sosok yang diidolakan banyak orang, dia akan merasa rasa percaya dirinya juga ikut naik. Dikatakan oleh dr. Pitoyo Marbun dalam situs gooddoctor.com, kebanyakan remaja usia 11-17 tahun rentan terkena CWS jika dibandingkan dengan yang berusia 17 tahun ke atas walaupun tentu saja tidak menutup kemungkinan.
Untuk menghindari agar kita tidak sampai terjebak dalam CWS adalah dengan membatasi porsi kekaguman kita akan sosok idola, memiliki kegiatan positif yang produktif sehingga potensi untuk melakukan stalking akan berkurang. Lalu apabila kita merasa atau ada yang mengatakan bahwa sepertinya kita mengidap CWS, tidak perlu sungkan untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Penulis: F. Anjarsari
Editor: Febi Fidhiyanti P.
Referensi:
Sansone, Randy. A & Lori A. Sansone. 2014. I am Your Number One Fan: A Clinical Look at Celebrity Worship. Public Medical Article.
Muhammad H. Mengenal Celebrity Worship Syndrome: Kekaguman Berlebih pada Idola.. Retrieved from Good Doctor: ,https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/mengenal-celebrity-worship-syndrome-kekaguman-berlebih-pada-idola/