
“Keep Sweet: Pray and Obey” merupakan series dokumenter Netflix yang menceritakan bagaimana perempuan dieksploitasi oleh sebuah kepercayaan, yaitu FLDS, Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints. FLDS merupakan sebuah kepercayaan yang berlokasi di perbatasan Arizona-Utah. Menurut FLDS, poligami yang ditentang oleh hukum setempat, Utah, justru menjadi hal yang wajib dilakukan oleh pengikutnya. Selain itu, mengasingkan diri dari dunia luar juga menjadi sumber kekuatan utama para pemimpin FLDS untuk memegang kendali penuh terhadap pengikutnya.
Lantas, apa pengaruh FLDS terhadap perempuan? Dalam kegiatan sehari-hari, FLDS tidak memberikan kebebasan bagi perempuan untuk mengeksplorasi dunia luar. Mereka memiliki peraturan yang sangat ketat khusus untuk perempuan, yaitu cara berpakaian, cara mengikat rambut, bahkan hingga ilmu yang diperoleh oleh remaja perempuan. Tentu saja bukan tanpa alasan. Hal ini sengaja dilakukan oleh pemimpin FLDS untuk mendapatkan kuasa penuh atas perempuan sehingga tidak terjadi pembangkangan.
Latar belakang FLDS
FLDS, Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints, merupakan kelompok terbesar dari agama Mormon. FLDS berdiri secara independen pada tahun 1980, ketika pemerintah Utah mewajibkan pengikut ajaran Mormon untuk meninggalkan praktik poligami guna memperoleh status kependudukan. Cukup banyak pengikut Mormon yang setuju, kendati demikian, tidak dengan FLDS yang memilih untuk tinggal.
Kegiatan FLDS beralih ke kota Hildale dan Colorado yang terletak di perbatasan Utah-Arizona. Letak Hildale dan Colorado dinilai sangat efektif sebagai pusat pengembangbiakkan FLDS. Hal ini karena keduanya berada pada perbatasan yang terpencil, jauh dari populasi masyarakat luar, dan juga cukup aman dari pengejaran pemerintah Utah, karena harus melewati perbatasan Utah-Arizona terlebih dahulu.

Ajaran FLDS yang menyimpang dari norma dan nilai sosial
Keberadaan FLDS pada awalnya hanya dianggap unik oleh sebagian orang. Bagaimana para perempuan mengikat rambut mereka dengan kepangan unik, cara para perempuan berpakaian, terutama pada saat Warren Jeffs menjadi pemimpin FLDS, mereka mengenakan pakaian seragam dengan warna-warna pastel, dan juga populasi perempuan yang lebih banyak dibanding laki-laki. Namun seiring berjalannya waktu, sisi gelap FLDS mencuat ke permukaan dan mengganggu sebagian orang, khususnya kalangan reporter dan aparat hukum, mengingat bahwa poligami ditentang keras oleh pemerintah setempat. Berikut ini merupakan ajaran-ajaran FLDS yang menyimpang dari norma dan nilai sosial yang ada:
- Poligami
Poligami adalah suatu kondisi dimana seorang laki-laki memiliki lebih dari satu istri. Dalam ajaran FLDS, poligami disebut juga dengan pernikahan plural. FLDS sendiri bahkan mewajibkan para laki-laki untuk memiliki minimal tiga istri agar bisa mendapat keselamatan setelah kematian. Tidak hanya itu, para laki-laki juga tidak dapat memilih istrinya sendiri, karena istri akan ditentukan oleh pemimpin FLDS untuk menikahkannya dengan laki-laki yang katanya sudah ditentukan oleh Tuhan melaluinya.
Apakah perempuan dapat menolak poligami ini? Tidak. Penolakan akan dikategorikan sebagai perbuatan dosa dimana Tuhan bisa saja tidak mau memaafkan orang tersebut lagi. Dalam kondisi fatal, bisa saja orang tersebut dikeluarkan dari FLDS. Mungkin bagi mereka yang sudah terbiasa bersosialisasi, hal ini tidak akan menjadi masalah. Namun perlu diingat bahwa para pengikut FLDS tidak diizinkan untuk berinteraksi dengan dunia luar. Ditambah ancaman akan dipisahkan oleh keluarga mereka membuat mereka semakin takut. Oleh karena itu, mereka akan berakhir setuju melakukan pernikahan. Terkadang, sebuah pernikahan bisa saja terjadi di satu aliran darah yang sama. Atau bahkan paling buruk, seorang gadis harus bersedia menikahi pria paruh baya dengan istri yang terhitung sudah puluhan.
- Menikahkan Perempuan yang Masih di Bawah Umur
Jika kalian menganggap bahwa poligami sudah cukup menyeramkan, kalian salah. Karena pada kenyataannya, FLDS menikahkan banyak gadis di bawah umur dengan mereka, para pria paruh baya, yang telah memiliki istri puluhan. 12 tahun, 13 tahun, dan usia sebelum 18 tahun, mereka adalah anak-anak yang belum legal, tetapi FLDS sudah menggerakkan mereka ke arah pernikahan. Tidak hanya itu, diusia yang masih sangat polos, mereka juga harus melakukan hubungan badan dengan pria paruh baya yang sudah berpengalaman dengan hubungan badan. Bahkan mereka juga mengandung diusia muda, dimana sebenarnya mental mereka belum siap untuk menjadi seorang ibu.
Budaya FLDS sangat tidak sehat bagi perempuan. Kendati demikian, akibat doktrin yang diterima dari kecil dan minimnya kesempatan untuk memperoleh ilmu yang cukup, para pengikut FLDS yang berjenis kelamin perempuan hanya bisa patuh dan pasrah. Mereka hanya berharap keselamatan setelah kematian mereka nanti yang akan membawa mereka ke surga. Kesetiaan mereka pada Tuhan sangatlah indah. Namun, Tuhan tersebut masih harus dipertanyakan.
- Pemerkosaan
Terdapat dua tipe perempuan di FLDS, yaitu yang pasrah dan yang memberontak. Tidak semua perempuan senang dengan pernikahan yang terjadi. Apalagi pernikahan tersebut terjadi dengan laki-laki yang tidak dicintainya. Bagi para perempuan yang memberontak, sebagian berasal dari perempuan yang saat dinikahkan belum mencapai usia legal. Mereka merasa jijik dan aneh dengan hubungan badan yang akan dilakukan. Hal ini mengakibatkan kejadian tersebut dikategorikan sebagai pemerkosaan, karena tidak mendapat persetujuan kedua belah pihak.
Apakah FLDS melihat hal ini sebagai sebuah tindakan tercela? Tidak. FLDS justru akan menyalahkan pihak perempuan karena tidak mengabdi pada suami. FLDS sangat tidak memperdulikan pihak perempuan. Hal ini sebenarnya cukup dapat terlihat jelas. Namun sayangnya, banyak dari mereka yang tidak sadar dan tetap patuh terhadap aturan tak berdasar.
- Rasis
Pemimpin FLDS adalah seorang yang rasis terhadap ras kulit hitam. Bahkan Warren Jeff’s, pemimpin FLDS (2002-saat ini), mengatakan bahwa ras kulit hitam adalah orang-orang yang dilalui iblis yang selalu mampu membawa kejahatan ke bumi. Seolah-olah ras kulit hitam adalah kutukan bagi mereka.
Berdirinya perempuan untuk dirinya sendiri
Seiring berjalannya waktu, cukup banyak perempuan yang sadar akan kesalahan FLDS dan memutuskan pergi untuk mencari kehidupan baru. Dalam series “Keep Sweet: Pray and Obey”, diceritakan tentang beberapa alasan perempuan memutuskan pergi mencari kehidupan baru. Namun, dari sekian banyak mereka yang berhasil keluar, hanya dua orang yang mampu membawa FLDS ke jalur hukum, yaitu Rebecca Wall dan Elissa Wall.
Rebecca Wall memutuskan pergi meninggalkan FLDS saat akan dinikahkan untuk kedua kalinya, karena suami Rebecca, Rulon Jeff’s, pemimpin FLDS saat itu, meninggal dunia. Sedangkan Elissa, salah satu gadis yang dinikahkan di usia 14 tahun, memutuskan untuk pergi karena telah menemukan sosok yang dicintainya.
Berbagai pihak pun mengulurkan bantuan kepada Rebecca dan Elissa. Mereka juga meyakinkan Elissa untuk membawa kasus pemerkosaannya sebagai umpan untuk menjerat Warren Jeff’s. Namun, Warren Jeff’s sangat sulit untuk dilacak akibat dari banyaknya anggota FLDS yang membantunya. Bahkan, FBI menjadikannya sebagai salah satu dari top 10 buronan yang dicari. Setelah perjuangan panjang, Warren Jeff’s pun tertangkap dan hasil persidangan menyatakan bahwa Warren bersalah.
Tidak hanya sampai situ, Rebecca dan Elissa serta berbagai pihak terkait merasa belum puas karena kegiatan FLDS masih berjalan seperti sedia kala, bahkan terlihat jauh lebih kuat. Oleh karena itu, mereka mulai mencari cara lain. Cara pertama yang dilakukan adalah memisahkan anak-anak dari orangtua mereka hingga batas waktu yang ditentukan. Hal ini persis seperti peristiwa tahun 1953. Begitu pula dengan akhirnya. Akibat kecaman yang hebat dari berbagai pihak, karena pemerintah dinilai terlalu kejam dan tidak memiliki empati, pemerintah tidak sanggup menahan gejolak politik yang ada sehingga cara ini gagal dilakukan.
Target selanjutnya adalah gereja putih yang berdiri menjulang di Eldorado, Texas, yang diyakini oleh pengikut FLDS sebagai Zion atau tempat tersuci di bumi. Mereka melakukan penggeledahan dan menemukan sebuah ruang rahasia di basement yang berisi catatan-catatan pengikut FLDS termasuk catatan pernikahan yang membuktikan adanya praktik menikahkan anak diusia yang belum legal dan juga tape rekaman kegiatan sexual Warren Jeff’s kepada istrinya, bahkan kepada perempuan yang berumur 12 tahun. Atas temuan ini, Warren Jeff’s dipindahkan dari Utah ke Texas dan dijerat dengan hukuman 20 tahun penjara.

Keberanian membawa perubahan
Tidak mudah untuk menembus dinding tebal. Elissa dan Rebecca sudah melakukan hal yang tepat sebagai perlindungan mereka. Melawan sebuah kepercayaan yang dianutnya sejak lahir dan juga melawan keluarganya sendiri bukanlah hal yang mudah. Mengingat hasil perjuangan mereka pun hanya berdampak kecil bagi kegiatan FLDS yang terus berlangsung walaupun Warren Jeff’s berada di sel tahanan, mungkin menimbulkan kecemasan. Namun, perempuan juga memiliki suara yang berhak untuk didengar dan dipertimbangkan. Perempuan bukanlah alat pemuas hawa nafsu ataupun budak. Perempuan adalah manusia yang berhak mendapatkan Hak Asasi Manusia.
Keberanian Rebecca dan Elissa dapat kita jadikan contoh, walaupun mungkin tidak berdampak besar, tetapi kita harus berdiri untuk kaki kita sendiri. Menegakkan keadilan bagi diri kita sendiri. Patriarki memang masih merebak di seluruh penjuru bumi. Sebagai perempuan, kita harus bisa menunjukkan bahwa kita pantas diperlakukan dan juga mendapat kesempatan yang sama. Karena baik laki-laki maupun perempuan, keduanya adalah manusia. Semuanya setara, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah.

Oleh: Siti Fatimah
Editor: Laras Adinda N.
Referensi
Dretzin, R., McNally, G., Wall, E., & Wall, R. (2022). Keep Sweet: Pray and Obey. Netflix. App. Retrieved 5 July 2022.
Kelly, D. (2006, May 12). Arizona’s 1953 raid on polygamist sect backfired. Los Angeles Times. Retrieved July 8, 2022, from https://www.latimes.com/archives/la-xpm-2006-may-12-la-polygamyside1-12may1206-story.html
SPLC. (n.d.). Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints. Southern Poverty Law Center. Retrieved July 8, 2022, from https://www.splcenter.org/fighting-hate/extremist-files/group/fundamentalist-church-jesus-christ-latter-day-saints