(Freepick.com)
Berbicara terkait permasalahan kesetaraan gender memang tidak akan pernah ada habisnya. Saat ini,banyak isu yang muncul terkait kesetaraan gender. Biasanya, kesetaraan gender di kalangan masyarakat dialami oleh laki-laki dan perempuan. Namun nyatanya kesetaraan gender tidak hanya dialami oleh laki-laki da perempuan saja. Kesetaraan gender dapat terjadi pada kelompok-kelompok rentan salah satunya disabilitas. Saat ini, berbagai macam usaha telah dilakukan untuk mendapatkan peran yang sama di kehidupan masyarakat untuk perempuan dan disabilitas. Namun, tak dapat dipungkiri, nyatanya kesetaraan gender memang belum sepenuhnya dapat tercapai dengan maksimal sesuai yang diharapkan. Beberapa kesetaraan gender yang masih dapat ditemui di masyarakat antara lain seperti pada bidang pendidikan, kesehatan dan bidang pemerintahan.
Gender merupakan konstruksi sosial dan budaya dan budaya yang terkait bagaimana pandangan masyarakat atas perbedaan kondisi biologis pandangan masyarakat atas perbedaan kondisi biologis laki-laki dan perempuan. Biasanya, gender erat kaitannya dengan pembagian peran, kedudukan, tugas serta tanggung jawab. Jika membahas terkait kesetaraan gender, maka hal ini tentu erat kaitannya dengan inklusi seseorang.
Mengapa demikian?
Inklusif adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk menempatkan dirinya ke dalam sudut pandang orang lain dalam memahami suatu masalah di masyarakat. Inklusif juga dapat diartikan sebagai suatu sikap atau cara pandang seseorang terhadap adanya semua perbedaan yang dapat dikaitkan dengan pandangan positif.
Dengan adanya sikap inklusif dapat dijadikan patokan di masyarakat untuk dapat memiliki wawasan secara terbuka terkait beragam perbedaan di masyarakat dengan toleransi yang tinggi. Secara tidak langsung, adanya sikap inklusif maka akan membuat pribadi menjadi lebih mudah beradaptasi dan gampang berbaur dengan orang lain dalam situasi apapun. Sikap inklusif tidak hanya dapat dilakukan untuk kalangan laki-laki dan perempuan saja, namun juga dapat dilakukan untuk kelompok disabilitas.
Pada dasarnya sikap inklusif membantu menjaga hubungan antar manusia. Sikap ini perlu diterapkan untuk memahami perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, hingga karakteristik. Menurut Marriam D.Skrdjen menjelaskan tujuan pendidikan inklusif, yaitu mengurangi kekhawatiran, membangun, loyalitas dalam persahabatan, sikap membangun, dan menghargai.
Jika kita mempelajari lebih dalam, manfaat dari menerapkan sikap inklusif bagi kehidupan lainnya bisa kamu dapatkan antara lain:
- Menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
- Menghargai pesan budaya, lebih menghargai perbedaan mulai dari cara pandang dari segala sisi baik perempuan, laki-laki, hingga disabilitas menjadi sesuatu hal yang wajar.
- Berpendapat bahwa perbedaan adalah sesuatu hal yang normal.
- Dapat mengerti hak dan kewajiban antara satu dan yang lain baik perempuan, laki-laki, hingga disabilitas.
- Menjadikan masyarakat yang cerdas dan berwawasan luas.
Sikap inklusif tidak hanya dapat dipelajari oleh masyarakat saja, namun juga baik untuk diterapkan dalam kepemimpinan baik dalam segala aspek mulai dari organisasi hingga pemerintahan.
Mengapa demikian?
Seorang pemimpin yang menerapkan sikap inklusif cenderung akan lebih mudah dalam membuat aturan yang jelas. Hal tersebut sehingga, akan memudahkan rekan kerja dalam melaksanakan dan memahami hak dan kewajiban selama menjalankan suatu posisi dalam sebuah organisasi atau pekerjaan. Pemimpin yang memiliki sikap inklusif cenderung akan lebih menyadari hal-hal kecil di sekelilingnya, sehingga akan jauh lebih menghargai. Biasanya, pemimpin yang menyadari hal-hal kecil tersebut berpacu dengan memahami latar belakang seseorang. Dengan hal tersebut, pemimpin yang menerapakan sikap inklusif akan mempercayai bahwa semua orang memiliki posisi yang sama tanpa memandang gender dan kelompok minoritas. Walaupun, pada realitanya semua orang tentu memiliki perbedaan.
Namun, berbeda dengan manusia normal pada umumnya, menumbuhkan sikap inklusif pada difabel memang memiliki beberapa perbedaan. Biasanya menumbuhkan sikap inklusif dalam diri difabel bisa didapatkan lewat pendidikan inklusif di sekolah. Pendidikan inklusif juga dapat diartikan sebagai:
- Pendekatan inovatif dan strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua ABK.
- Bentuk reformasi pendidikan yang fokus pada sikap anti diskriminasi, persamaan hak dan kesempatan, serta keadilan dan perluasan akses pendidikan bagi semua.
- Proses merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi belajar, budaya, dan masyarakat.
Pendidikan inklusif melatih keberagaman dan sikap toleransi, mereka harus saling menghargai di tengah perbedaan yang ada.
Melalui sistem pendidikan ini, setiap siswa bisa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan khususnya. Sehingga, terbuka akses pendidikan yang bermutu seluas-luasnya bagi mereka, tanpa adanya diskriminasi.
Pendidikan inklusif tak hanya bermanfaat bagi anak saja, namun juga untuk pihak guru dan sekolah.
Dengan pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus merasa menjadi bagian dari masyarakat pada umumnya dan dianggap sama, anak akan mendapatkan berbagai sumber untuk belajar dan bertumbuh dan memperoleh kesempatan untuk belajar dan berkomunikasi dengan teman sebaya.
Sementara bagi guru, pendidikan inklusif bertujuan untuk:
- Membantu guru menghargai perbedaan pada siswa, serta mengakui bahwa siswa berkebutuhan khusus memiliki potensi dan kemampuan.
- Menciptakan kepedulian akan pentingnya pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.
- Memberikan tantangan dalam menciptakan metode pembelajaran baru dan mengembangkan kerjasama dalam memecahkan masalah.
Terakhir, tujuan pendidikan inklusif bagi pihak sekolah antara lain:
- Memperoleh pengalaman untuk mengatur berbagai perbedaan dalam satu kelas.
- Mengembangkan apresiasi bahwa setiap siswa mempunyai keunikan dan kelebihan yang berbeda-beda.
- Meningkatkan rasa empati dan kepekaan terhadap keterbatasan siswa.
- Meningkatkan kemampuan untuk membantu dan mengajar semua siswa di kelas.
Tentunya, diharapkan penumbuhan sikap inklusif ini tak hanya didapatkan oleh laki-laki, perempuan, dan difabel saja, namun juga seluruh aspek dan golongan yang ada di masyarakat. Dengan ditumbuhkannya sikap inklusif sejak dini, diharapkan dapat membantu dalam kehidupan baik secara individu ataupun kelompok dalam sehari-hari.
Dalam menutup artikel ini, penting bagi kita semua untuk menerapkan sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membangun masyarakat yang menghargai keberagaman, kita dapat menciptakan lingkungan yang adil, setara, dan ramah bagi semua individu. Melalui kesadaran dan komitmen kita untuk menghargai perbedaan dan menerima orang lain apa adanya, kita dapat menjalin hubungan yang kuat dan harmonis di antara kita. Marilah kita bersama-sama mewujudkan sikap inklusif dalam tindakan dan perkataan kita, karena hanya melalui inklusi yang sejati, kita dapat mencapai kemajuan dan kedamaian yang berkelanjutan.
Referensi:
https://narasi.tv/read/narasi-daily/apa-itu-inklusif-pahami-pengertian-dan-manfaatnya
https://ruanginklusif.id/home/course/kesetaraan-gender-dan-inklusi-sosial/9