
Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat penting karena keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak belajar dan berkembang. Keluarga berperan dalam mendidik nilai dan etika, memberikan dukungan emosional, mendorong kemandirian, mendukung pembelajaran, dan mengajarkan budaya dan tradisi. Pertama, keluarga menjadi model utama dalam mengajarkan moral, nilai-nilai, dan etika kepada anak, seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, kerjasama, dan menghormati orang lain. Ini membantu membentuk karakter anak dan mempersiapkannya untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Selain itu, keluarga juga memberikan dukungan emosional yang penting bagi anak. Dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan pemahaman. Dukungan emosional yang baik dapat memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak serta memberikan fondasi yang kuat bagi keberhasilan pendidikan mereka. Keluarga juga memiliki peran dalam mendorong kemandirian anak. Mereka membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola diri sendiri dengan memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab, membuat keputusan, dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.
Keluarga memainkan peran yang signifikan dalam membentuk persepsi gender anak-anak. Orang tua adalah sumber utama informasi dan pengaruh pertama bagi anak. Sebagai contoh, jika keluarga mengajarkan anak laki-laki untuk menekan emosi dan menjadi lebih “keras,” sementara pada saat yang sama membiarkan anak perempuan mengekspresikan emosi mereka dengan lebih bebas, hal ini dapat menyebabkan anak-anak belajar untuk mengaitkan jenis emosi tertentu dengan jenis kelamin tertentu. Dengan demikian, pola pengasuhan ini dapat berkontribusi pada pembentukan stereotip gender yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam memahami peran dan identitas gender mereka sendiri.
Bahasa yang digunakan dalam keluarga dapat mempengaruhi persepsi gender anak. Cara anggota keluarga berbicara tentang maskulinitas dan femininitas, serta penggunaan kata dan frasa gender, dapat mempengaruhi bagaimana anak memahami peran gender dan ekspektasi anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Melalui pengamatan dan interaksi dengan anggota keluarga, anak-anak dapat mengadopsi sikap, minat, dan perilaku yang sesuai dengan peran gender yang mereka lihat. Selain itu, keluarga juga dapat menggunakan sistem pemberian penghargaan dan hukuman berdasarkan konformitas dengan stereotip gender. Hal ini dapat memperkuat persepsi gender yang ada jika seorang anak diberikan pujian atau penghargaan saat ia berperilaku sesuai dengan stereotip gender yang diharapkan.
Keluarga memiliki norma dan nilai-nilai mereka sendiri terkait dengan peran gender. Jika keluarga mendorong kesetaraan gender dan mempertimbangkan minat dan aspirasi anak tanpa memperhatikan stereotip gender, anak-anak cenderung memiliki persepsi yang lebih luas dan inklusif mengajarkan kesetaraan gender kepada anak-anak adalah langkah penting dalam mempromosikan pemahaman tentang peran dan hak-hak gender dalam masyarakat.
Orang tua atau anggota keluarga lainnya harus mempraktekkan kesetaraan dalam pembagian tugas, tanggung jawab, dan pengambilan keputusan di rumah. Misalnya, berbagi tugas rumah tangga dan pekerjaan domestik secara adil antara ayah dan ibu. Kedua, bicarakan tentang kesetaraan gender secara terbuka dan jujur dengan anak-anak. Diskusikan mengapa setiap orang, terlepas dari jenis kelaminnya, memiliki hak yang sama untuk belajar, bermain, dan mengembangkan minat serta bakat mereka tanpa batasan berdasarkan gender. Ketiga, ajarkan anak-anak tentang hak-hak mereka dan hak-hak orang lain dalam hal kesetaraan gender. Jelaskan bahwa semua orang berhak diperlakukan dengan adil, tidak peduli jenis kelamin atau identitas gender mereka. Keempat, orang tua wajib menghargai dan mengakui kontribusi setiap anggota keluarga, terlepas dari peran atau tugas yang diemban, serta mendorong dan mendukung perkembangan pribadi dan profesional setiap anggota keluarga dalam mencapai sebuah tujuan.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, keluarga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil, di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi penuh, tanpa ada diskriminasi gender.
Referensi:
Sulistyowati, Yuni. 2020. Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Pendidikan dan Tata Sosial, 1-14
Penulis : Agnes Lystia Putri
Editor : Desy Putri R.