Oleh : Khurien Rahma
Di akhir bulan Oktober kemarin, jagad Twitter Indonesia sempat dihebohkan dengan adanya utas terkait perkara split bill yang melibatkan sepasang (mantan) teman kencan. Sebut saja mereka Kenzo dan Sasha (bukan nama sebenarnya ya). Utas tersebut berisi klarifikasi yang dibuat oleh Kenzo yang merasa dirinya diserang oleh teman-teman Sasha karena meminta split bill saat kencan. Pada utas tersebut tertulis secara rinci pengeluaran yang dilakukan oleh mereka berdua. Di sana juga tertera dengan jelas bahwa pengeluaran yang dilakukan oleh Sasha lebih banyak daripada pengeluaran Kenzo. Tetapi seperti yang sudah dipermasalahkan di awal, Sasha enggan membayar karena merasa bahwa membayar tagihan adalah tugas laki-laki ketika pergi makan berdua. Dan hal ini juga diamini oleh teman-teman Sasha. Semakin merasa kuat dan benar, teman-teman dari Sasha pun mengirimkan blackmail kepada Kenzo untuk mengembalikan uang yang sudah dibayarkan oleh Sasha (yang diketahui ternyata juga masih belum membayar secara penuh). Dan jika tidak dikembalikan, maka mereka akan membuat utas mengenai kepailitan dan Kenzo yang tidak bertanggung jawab. Karena merasa semakin terpojokkan dengan aksi teman-teman dari Sasha, Kenzo pun tidak tinggal diam dan membuat utas klarifikasi yang berujung heboh lalu menuai banyak pro-kontra. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar membayar tagihan saat makan berdua adalah tugas dari pihak laki-laki? Dan apakah salah jika salah satu pihak meminta atau menawarkan untuk split bill? Yuk kita bahas!

Sumber: dribbble.com
Apakah teman-teman di sini tahu mengenai apa itu split bill? Mengutip dari situs Stack Exchange, split bill dalam bahasa Inggris mengandung arti “memisahkan tagihan” atau “patungan tagihan”. Dalam konsep split bill, setiap orang membayarkan tagihan masing-masing dengan uang sendiri. Jadi singkatnya apa yang kamu beli itu yang kamu bayar atau dalam Bahasa Jawa sering disebut bayar dhewe-dhewe. Di lingkungan saya, split bill sangat sering dilakukan dan bukan merupakan hal yang tabu. Itu karena saya dan teman-teman saya belum bekerja dan masih bergantung kepada orangtua. Jadi sudah pasti saat kami jalan-jalan atau hangout, kami akan membayar sendiri-sendiri apa yang kami beli. Perkecualian jika ada salah satu dari kami yang menawarkan untuk mentraktir atau menjadi bos dalam sehari karena sedang berulang tahun. Saya sendiri biasanya yang bertugas menjadi akuntan dadakan untuk membagi dan menjumlah tagihan setiap orang yang datang. Kelihatannya memang sedikit rumit, tetapi demi menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan di masa depan, lebih baik kami split bill di awal dan menuntaskan segala hutang-piutang. Dalam kasus saya, split bill memang jauh lebih enak dilakukan dalam kondisi makan bersama teman-teman. Tetapi bagaimana jika kondisinya makan dengan pasangan terlebih lagi saat first date?
Hasil survei dari SurveyMonkey di tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 78% responden menyetujui jika pihak laki-laki yang harus membayar tagihan saat kencan pertama. Hasil yang sangat mengejutkan. Tetapi, apakah itu berarti split bill tidak etis dilakukan pada saat first date? Apalagi jika yang mengajak split bill adalah pihak laki-laki. Yang harus digarisbawahi adalah split bill merupakan hal yang sebaiknya menjadi kebiasaan bagi setiap orang. Siapapun itu, terlepas dari apapun gendernya. Alasannya sangat mudah, karena jika kamu ingin membeli sesuatu, pastikan bahwa barang tersebut sesuai dengan dompetmu dan jangan lupa juga membawa uang untuk membelinya. Pun juga saat kencan pertama, jangan pernah berharap apapun yang kita beli akan dibayar oleh pasangan. Jangan ya girls!
Yang jadi masalah, di luar sana masih ada atau mungkin banyak yang menganggap bahwa membayar ketika sedang jalan-jalan atau hangout adalah tugas dari pihak laki-laki atau tugas dari yang mengajak untuk pergi jalan-jalan. Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa kesetaraan gender masih sangat sulit untuk dicapai. Mengapa? Karena ini berarti masih banyak yang menganggap posisi laki-laki lebih mampu untuk membayar dibandingkan perempuan. Dan karena alasan bahwa pihak laki-laki adalah pihak yang seharusnya berjuang untuk mendapatkan perempuan, banyak yang menganggap salah satu caranya adalah dengan membayar semua tagihan saat kencan. Mungkin memang benar itu salah satu cara, tetapi sangat tidak etis jika pihak perempuan memanfaatkan hal itu dengan sengaja memilih menu makanan atau barang yang mahal karena menganggap semuanya akan ditanggung oleh pihak laki-laki. Pertanyaan saya, jika pihak perempuan merasa suka juga dengan pihak laki-laki, mengapa tidak berjuang bersama? Mengapa tanggung jawab untuk memperjuangkan perasaan harus dilimpahkan sepenuhnya kepada pihak laki-laki? Atau jika pihak perempuan dari awal merasa tidak memiliki perasaan, katakan dari awal saja. Jangan karena berharap akan ditraktir oleh pihak laki-laki, pihak perempuan memaksakan diri untuk tetap dekat. Ingat, perempuan juga harus punya harga diri!
Tanggung jawab terhadap apa yang dimakan oleh masing-masing individu bukanlah hal yang sulit jika dibiasakan sejak kita masih kecil. Menjadi pribadi yang sederhana juga bukan merupakan hal yang memalukan. Jika pihak laki-laki menawarkan untuk kencan di tempat yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial-mu, katakan saja secara halus dan berikan opsi lain. Dan jika pihak laki-laki memaksa karena bersedia membayar semua tagihan, jangan lupa untuk berterima kasih dan tetap pesan makanan yang bukan merupakan menu paling mahal. Untuk perempuan yang merasa tak enak hati karena sudah ditraktir, kalian tetap bisa menyalurkan inisiatif untuk mengeluarkan uang juga. Salah satu contoh yang sederhana yaitu bawalah uang dengan nominal kecil untuk membayar parkir atau ajak pihak laki-laki untuk makan jajanan sebagai dessert yang sesuai dengan budget-mu. Masalah pun dapat dengan mudah terselesaikan.
Jadi untuk para perempuan, biasakanlah untuk membeli barang yang sesuai dengan dompet kamu. Jangan mudah bergantung kepada pihak laki-laki karena seorang perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki, apalagi hanya urusan membayar makanan yang dibeli. Tawarkan untuk split bill kepada pihak laki-laki. Dan untuk para laki-laki, menawarkan split bill bukan hal yang memalukan kok, selama kalian berdua yang memutuskan secara sadar tempat mana yang akan kalian kunjungi untuk pergi kencan. Kalaupun kalian ingin membayar tagihan, tidak masalah untuk mengajak perempuan yang kalian sukai kencan di tempat yang sederhana asal tidak ada paksaan. Kunci dalam hubungan kan komunikasi. Bagaimana sepasang laki-laki dan perempuan bisa melenggang ke hubungan yang lebih serius jika masalah split bill saja tidak bisa diselesaikan di awal?
Referensi
Arigayota, A. R. (2020, Januari 4). Terminal Mojok. Retrieved from Mojok.co: ,https://mojok.co/terminal/split-the-bill-bisa-jadi-cara-bentuk-kesetaraan-dalam-hubungan/