Tes Pap Smear: Kewajiban atau Memang Hak Perempuan?

Halo sobat WEI, apakah istilah  pap smear sudah  terdengar akrab,  merupakan kata yang masih samar-samar di telinga atau  istilah yang masih sangat baru. Siapa di antara teman-teman yang familiar dengan tes pap smear ?

(Sumber: freepik)

Jadi, istilah pap smear sangat berkaitan dengan urusan kesehatan perempuan. Tes  pap smear merupakan sebuah pemeriksaan kesehatan pada alat reproduksi perempuan untuk mengetahui gejala kanker serviks, mendeteksi kemungkinan tumbuhnya  papillomavirus dalam organ reproduksi perempuan  juga bertujuan untuk menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker secara dini.

Perempuan pada usia 21 tahun ke atas dianjurkan untuk melakukan pap smear sebanyak 3 tahun sekali. Sedangkan perempuan usia  30-65 tahun melakukan tes pap smear setiap 5 tahun sekali. Ada juga menganjurkan  setiap 1-3 tahun sekali, sejak usia 21 tahun.  Selain itu, pada usia 30 tahun ke atas, tes pap smear biasanya dikombinasikan dengan tes untuk mendeteksi HPV, yaitu virus penyebab kanker serviks.

Tes pap smear memberikan  akses terhadap organ intim perempuan. Karena itu hal ini sangat berkaitan dengan esensi feminisme. Perempuan memiliki otoritas dan berhak atas tubuhnya sendiri, termasuk juga dalam urusan kesehatan.

Dalam kaitannya dengan pap smear, akses terhadap organ intim dalam urusan kesehatan merupakan hak perempuan.  Maka tes pap smear bukan berada dalam urusan wajib atau tidak, tetapi  merupakan hak  perempuan untuk mengakses apa yang baik bagi  kesehatan dirinya.

Feminisme dan Hak Akses Perempuan bagi Kesehatan

Bidang kesehatan merupakan isu penting bagi gerakan perempuan dan studi feminis. Feminis juga berjuang dalam isu kesehatan perempuan. Banyak perempuan yang berkiprah di bidang kedokteran dan kesehatan merupakan wujud dari kesetaraan gender dalam profesi dan pendidikan. Namun demikian gerakan feminisme dalam bidang kesehatan bukan semata pada profesi melainkan juga usaha membangun kesadaran perempuan terhadap akses kesehatan tubuh.

Pemikiran feminis menawarkan pendekatan komprehensif terhadap isu kesehatan. Kesehatan perempuan juga berhubungan dengan posisi perempuan sebagai subjek. Khususnya dalam persoalan kesehatan reproduksi, pengetahuan mengenai Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi  pada aspek fisik dan psikis perempuan.

Layanan dan kebijakan kesehatan memposisikan perempuan sebagai subjek yang berhak mengambil keputusan terkait kesehatannya. Sehingga tidak perlu lagi adanya halangan dalam cara pandang streotip bagi perempuan untuk memeriksa kesehatannya.

Kajian feminisme tidak hanya menyoal kesetaraaan pada akses hak ekonomi melainkan juga hak atas distribusi  kesehatan perempuan. Salah satunya adalah kampanye tentang pentingnya deteksi dini pada masalah kesehatan tubuh perempuan, seperti tes pap smear.

Saat ini tes pap smear dapat dengan mudah diakses pada puskesmas sampai rumah sakit  dengan biaya bervariasi mulai dari 200 ribu rupiah. BPJS Kesehatan juga menanggung biaya tes pap smear.

Kanker serviks adalah penyebab kematian urutan kedua bagi perempuan setelah kanker payudara. Penyebab kematian oleh kanker serviks bisa diminimalisir bahkan dicegah apabila perempuan mau menggunakan hak atas kesehatan dirinya dengan melakukan tes pap smear secara berkala.

Selain pada usianya, sangat disarankan perempuan yang  menjalani pola hidup kurang sehat, memiliki faktor keturunan, mengidap penyakit menular seks, terinfeksi HPV, memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, hamil di usia dini,  pengonsumsi pil KB dan juga mereka berhubungan seks secara aktif  wajib menggunakan haknya untuk melakukan tes pap smear.

Ada beberapa resiko setelah menjalani  tes pap smear seperti rasa tidak nyaman, kram perut bagian bawah setelah menjalani pemeriksaan, pendarahan ringan atau flek juga terkadang dapat terjadi segera setelah tes.

Akan tetapi hal itu sebanding dengan hasil yang diperoleh setelah melakukan tes pap smear. Sebab dengan menggunakan hak otoritas tubuhnya dalam urusan kesehatan macam ini,Perempuan dapat mengetahui ada tidaknya masalah kesehatan pada organ reproduksinya, dapat lebih cepat mencegah dan mengobati kanker karena deteksi dini dan mengambil langkah cepat bagi pengobatan untuk dapat memperbesar peluang kesembuhan.

Referensi:

Halodoc, Redaksi, and @halodocid. “7 Kelompok Wanita Yang Berisiko Alami Kanker Serviks.” Halodoc, www.halodoc.com/artikel/7-kelompok-wanita-yang-berisiko-alami-kanker-serviks.

“Pap Smear Pada Wanita, Seberapa Penting Sih?” Hermina Hospitals | Pap Smear Pada Wanita, Seberapa Penting Sih?, 23 May 2022, herminahospitals.com/id/articles/pap-smear-pada-wanita-seberapa-penting-sih.html.

Halodoc, Redaksi, and @halodocid. “Proses Pap Smear Yang Dapat Mendeteksi Kanker Serviks.” Halodoc, www.halodoc.com/artikel/proses-pap-smear-yang-dapat-mendeteksi-kanker-serviks.

Penulis: Ryan Diazyanto

Editor: Desy Putri R.

Tags:

Share this post:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *